Air Mata Keluar Bukan Karena Dosa, Itu Bukan Pergumulan
Mari kita jujur:
Berapa banyak dari kita yang menyebut diri Kristen, tapi isi doanya 80% hanya tentang uang, pekerjaan, pasangan hidup, rumah, kendaraan, promosi, atau kesembuhan? Kita menyebut semua itu sebagai pergumulan iman. Tapi benarkah itu?
Coba renungkan sejenak:
Apakah burung di udara tidak harus cari makan? Apakah harimau di hutan tidak berjuang untuk hidup? Apakah orang ateis tidak bisa sakit? Apakah orang non-Kristen tidak bisa sukses?
Kalau begitu, jangan cepat menyebut itu pergumulan. Semua itu bukan pergumulan tetapi persaingan hidup. Itu adalah bagian dari perjalanan semua makhluk. Itu bukan ciri khas orang percaya.
Pergumulan orang percaya hanya satu:
Hidup menyenangkan hati Tuhan setiap hari.
Bukan soal diberkati, tetapi soal dibentuk, jika hidupmu masih berpusat pada kenyamanan, kesenangan, dan pemenuhan diri—kamu belum masuk medan tempur yang sebenarnya.
Pergumulan sejati dimulai saat dagingmu menjerit, tetapi rohmu memilih tunduk.
Dan hanya mereka yang berani mati atas diri sendiri yang akan mengalami hidup dalam Kristus secara utuh. Jadi, apakah kamu benar-benar sedang bergumul, atau hanya sedang berusaha mempertahankan zona nyaman?
Saatnya jujur—dan bertobat.
Pergumulan sejati bukan soal "bagaimana saya dapat lebih banyak", tetapi bagaimana saya bisa taat lebih dalam. Bukan tentang "bagaimana saya merasa lebih baik", tetapi bagaimana Tuhan dipermuliakan lewat hidupku—meskipun aku menderita.
Ingat ini:
"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku" (Matius. 10:38).
Bukan salib imitasi. Tetapi salib yang melukai ego. Salib yang mengikis harga diri. Salib yang memaksa kita berlutut—bukan karena kalah, tetapi karena tunduk.
Saat kita memilih mengikut Kristus, kita menyerahkan selera, rencana, bahkan impian pribadi kepada kehendak Tuhan. Dan itu sakit. Tidak nyaman. Tapi itulah tanda kita benar-benar hidup dalam Kristus.
"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus" (Filipi. 2:5).
Perasaan Kristus?
Itu artinya: rela disalahpahami, rela dilukai tanpa membalas, rela taat meski harus mati.
Siapa yang mau?
Sedikit. Sangat sedikit. Tetapi hanya mereka yang seperti inilah yang benar-benar sedang bergumul di jalur yang benar.
Jangan Tertipu Pergumulan Palsu, jangan tertipu oleh air mata yang hanya keluar karena tagihan tidak terbayar, karena sakit tidak sembuh, bukan karena dosa.
Tangisan yang bukan karena berjuang meninggalkan dosa itu bukan pergumulan. Air mata yang keluar karena kehilangan uang, ditinggal pasangan, gagal meraih impian, atau karena hidup tidak sesuai harapan bukanlah bukti pergumulan orang percaya. Itu hanyalah ekspresi manusiawi dari kekecewaan terhadap dunia.
Pergumulan seorang pengikut Kristus adalah ketika seseorang menangis karena sadar dosanya menjauhkan dia dari Tuhan, dan ia sedang berjuang untuk bertobat serta hidup kudus. Dengan kata lain PERGUMULAN kita adalah Menyenangkan hati Tuhan setiap hari.
Jangan menyebut kita sedang "Bergumul" hanya karena bisnis kita turun, sementara kita tidak peduli hidup dalam ketidaktaatan kecil yang terus dipelihara. Itu bukan pergumulan. Itu rutinitas manusia fana.
Pergumulan sejati adalah ketika Anda menahan lidah dari gosip padahal ingin bicara.
Ketika Anda memilih diam dan berdoa daripada melawan balik. Ketika Anda menyangkal diri meskipun semua orang menyuruh Anda menuruti keinginan.
Disertai, Bukan Dimanja
Kabar baiknya: Tuhan tidak membiarkan Anda sendirian.
"Ia memperlengkapi kamu dengan segala sesuatu yang baik untuk melakukan kehendak-Nya." (Ibrani. 13:21)
Tetapi ingat—penyertaan Tuhan bukan berarti dimanja, tapi dikuatkan.
Bukan membuat jalanmu mulus, tapi membuat kakimu tetap kuat saat jalan menjadi sempit.
Jadi, Apa Pergumulanmu Hari Ini?
Kalau hidupmu hari ini hanya tentang cari uang, bayar utang, cari pasangan, naik jabatan, atau sembuh dari sakit, itu bukan pergumulan, Itu tanda kamu masih sibuk seperti dunia.
Pergumulan sejati orang percaya adalah satu: hidup menyenangkan hati Tuhan.
Dan jika itu belum jadi fokus hidup kita, mungkin, kita sedang tersesat.
SHALOM TUHAN YESUS MEMBERKATI